Apakah Work From Home dan Kerja Remote itu Sama?

Keduanya bila dilihat sepintas, tampak terlihat sama. Namun jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya ada perbedaan besar pada kedua sistem tersebut.

Perbedaan Work From Home dan Kerja Remote

Remoteworker.id - Sejak munculnya pandemi virus corona atau Covid-19 pada Februari 2020 lalu, banyak perusahaan di Indonesia diminta untuk menerapkan kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi para karyawannya oleh pemerintah.

Hal ini dimaksudkan agar dapat memutus rantai penularan Covid-19, terutama dari klaster perkantoran. Kebijakan tersebut diatur dalam Surat Edaran Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Nomor 14/SE/2020 tentang Himbauan Bekerja di Rumah.


Tak hanya itu, beberapa perusahaan besar dan ternama global juga menerapkan kebijakan work from home. Tercatat ada 27 perusahaan seperti Adobe, Amazon, Facebook, Twitter dan Slack memberlakukan work from home hingga batas tak ditentukan.

Namun banyak orang menyamakan bahwa WFH ini dengan remote work alias kerja remote. Hal inilah yang mungkin menyebabkan banyak orang memilih berlibur ketika aturan WFH diberlakukan, yang kini mengakibatkan jumlah penyebaran virus corona bertambah besar.

Oleh karena itu, agar tidak terjadi kekeliruan lebih jauh, kami dari tim RemoteWorkerID telah merangkumnya. Silahkan disimak rangkumannya di bawah ini.

Work From Home 

Berdasarkan Dirjen Kemenkeu, Work From Home (WFH) adalah istilah bekerja dari jarak jauh atau lebih tepatnya melakukan semua pekerjaan kantor dari rumah. 


Bila ditelaah sekilas, sistem ini terlihat serupa dengan kerja remote bukan?

Iya, memang. WFH memang bagian kerja remote. Akan tetapi bila ditelaah lebih dalam, dalam sistem ini, kamu hanya memindahkan pekerjaan kantormu ke meja dapur atau ruang tamu rumah kamu saja. 

Selain itu, pada beberapa perusahaan yang melakukan sistem WFH, biasanya mengharuskan para pekerjanya untuk tetap mengikuti peraturan kantor. 

Misalnya saja, perusahaan kamu memberlakukan jam kerja di rumah sama dengan jam kerja kantor. Dari jam 9 pagi sampai 5 sore, untuk setiap harinya. Ini artinya, kamu diminta untuk standby pada jam kerja tersebut. Apabila melanggar, maka biasanya kamu akan dianggap absen atau lalai.


Nah, hal lain yang perlu kamu ingat adalah sistem WFH itu sifatnya temporary alias tidak selamanya. Sebab ditelusuri dari kemunculannya, istilah atau sistem WFH menjadi populer setelah pandemi Covid 19 meluas secara global. 

Jadi artinya apabila pandemi Covid-19 sudah bisa ditangani, maka besar kemungkinan kamu akan kembali bekerja di kantor alias work from office lagi.

Kerja Remote 

Kemudian untuk sistem kerja remote adalah sistem yang lebih bebas dan lebih fleksibel lagi. Sebab pada sistem ini membutuhkan keterampilan dan sumber daya yang berbeda dengan pekerja kantoran biasanya. 

Misalnya saja, para pekerjanya harus memiliki kemampuan manajemen waktu yang ketat dan mempunyai inisiatif yang tinggi dalam memulai pekerjaan, tanpa ada pengawasan dari atasan. Tak hanya itu, ia juga harus orang yang proaktif dan dapat fokus saat bekerja bersama tim secara virtual

Celakanya tidak semua orang bisa seperti itu. Rata-rata orang-orang masih terkunci dalam paradigma 9 to 5 dan cukup susah mengambil inisiatif dalam bekerja akibat manajemen micro yang diterapkan perusahaan-perusahaan.

Namun dibalik beratnya syarat menjadi pekerja remote, seperti yang kami ungkapkan di awal, ada harga yang dibayar dalam sistem kerja remote yakni kebebasan dan fleksibilitas dalam bekerja.

Dalam kerja remote, kamu dapat membentuk environment kerjamu sendiri. Artinya kamu bisa bebas memilih ingin bekerja di mana saja dan dalam suasana apa. Kamu juga diizinkan untuk memilih kapan waktu kerjamu sendiri. 

Sing penting gawean kamu beres dan tepat waktu!

Nah di sini, yang perlu kamu harus ketahui adalah ada resiko besar juga ketika pekerjaanmu tidak bisa selesai tepat waktu, yakni kamu diberikan penalti seperti potongan gaji atau paling berat dipecat.

Dari sini, sudah terlihat seperti apa perbedaan antara Work From Home dan Kerja Remote bukan?

Jadi bisa disimpulkan bahwa kedua sistem itu berbeda.

Namun meskipun demikian, untuk kamu yang masih bekerja di kantor dengan sistem work from home, ini adalah saat yang tepat untuk melatih diri Anda untuk bekerja remote. Dengan begitu, ketika kamu memutuskan untuk menembus pasar remote jobs internasional, kamu tidak mengalami culture shock.

Atau jika kamu ingin cara cepat menembus remote jobs internasional, kamu bisa mendaftar di online course RemoteWorkerID pada tahap mastering remote work.